Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Langsa terus memperkuat perannya dalam menjaga kelestarian alam dan kebersihan kota. Melalui program inovatif seperti bank sampah digital, penghijauan kawasan publik, serta penegakan hukum lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Langsa berkomitmen menjadikan Langsa sebagai kota hijau dan berkelanjutan di ujung timur Aceh.
Membangun Kota Ramah Lingkungan
Sebagai salah satu kota berkembang di Aceh, Langsa menghadapi tantangan klasik berupa peningkatan volume sampah dan degradasi lingkungan akibat pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi. Untuk menjawab tantangan itu, DLH Langsa menjalankan sejumlah program strategis yang melibatkan masyarakat, swasta, dan lembaga pendidikan.
Revolusi Sampah: Dari Pengumpulan ke Pemilahan
Salah satu program unggulan DLH Langsa adalah pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat. Lewat program “Langsa Bersih dan Tertib”, masyarakat diajak memilah sampah organik dan anorganik sejak dari rumah.
“Kami tidak hanya ingin kota ini bersih di permukaan, tapi juga memiliki sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan menghasilkan nilai ekonomi,” ujar Kepala DLH Kota Langsa.
DLH juga memperluas jaringan bank sampah di tiap gampong (kelurahan). Sampah plastik, kertas, dan logam dikumpulkan warga untuk dijual kembali, sementara sampah organik diolah menjadi kompos bagi taman kota.
Data DLH Kota Langsa (2025):
- Volume sampah harian: ± 160 ton
- 38% sampah berhasil didaur ulang
- 25 bank sampah aktif di 14 gampong
- Penurunan volume sampah ke TPA: 15% dari tahun sebelumnya
Program Penghijauan dan Rehabilitasi Hutan Kota
Selain fokus pada pengelolaan sampah, DLH Langsa juga gencar melakukan penghijauan. Program “Langsa Hijau” telah menanam ribuan pohon di jalur hijau, taman kota, dan kawasan pesisir.
Salah satu fokus penting adalah Hutan Kota Langsa, yang kini difungsikan tidak hanya sebagai ruang hijau publik, tetapi juga pusat edukasi lingkungan.
“Kami ingin masyarakat menjadikan hutan kota bukan sekadar tempat rekreasi, tapi juga ruang belajar tentang pentingnya ekosistem,” jelas Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Langsa.
Capaian 2024–2025:
- Pohon ditanam: ± 10.500 batang
- Luas area penghijauan baru: 12 hektare
- Rehabilitasi hutan kota: 90% selesai
- Penambahan taman tematik: 5 lokasi
Pemantauan Air, Udara, dan Pengendalian Limbah
DLH Langsa juga menjalankan fungsi pengawasan kualitas lingkungan dengan melakukan pemantauan kualitas air sungai, udara, dan limbah industri.
Pengambilan sampel dilakukan secara berkala melalui laboratorium lingkungan untuk memastikan aktivitas industri tidak mencemari ekosistem.
Hasil Pemantauan Lingkungan (2025):
- Kualitas udara: kategori “Baik” (AQI rata-rata 40)
- 82% air sungai memenuhi baku mutu
- 6 perusahaan telah memperoleh PROPER Hijau dari DLH Provinsi
Selain itu, DLH juga memperkuat pengawasan terhadap pelaku usaha yang belum memenuhi izin lingkungan. Beberapa perusahaan telah diberikan pembinaan dan teguran administratif.
Edukasi dan Gerakan Sosial Lingkungan
Kesadaran masyarakat menjadi faktor utama dalam perubahan perilaku. DLH Langsa secara rutin mengadakan kegiatan “Green School”, “Langsa Bebas Sampah Plastik”, dan “Aksi Jumat Bersih”.
Program tersebut melibatkan sekolah, komunitas, dan lembaga keagamaan untuk menanamkan nilai peduli lingkungan sejak dini.
Jejak Edukasi DLH Langsa (2025):
- 22 sekolah berstatus Adiwiyata
- 14 komunitas peduli lingkungan aktif
- 8.000 peserta ikut dalam kegiatan bersih kota
“Kami ingin gerakan lingkungan menjadi gaya hidup, bukan sekadar kegiatan musiman,” ujar salah satu staf DLH Langsa yang terlibat dalam program edukasi.
Kolaborasi Lintas Sektor: Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat
DLH Langsa meyakini bahwa pembangunan lingkungan tidak bisa berjalan sendiri. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program.
Banyak perusahaan di Langsa yang kini menyalurkan CSR (Corporate Social Responsibility) untuk kegiatan penghijauan dan daur ulang limbah.
“DLH menjadi penggerak utama, tetapi kami membuka pintu bagi siapa pun yang ingin berkontribusi. Kota hijau hanya bisa terwujud lewat kerja sama semua pihak,” tambah Kepala DLH Langsa.
Tantangan dan Arah ke Depan
Meski menunjukkan kemajuan, DLH Langsa mengakui masih ada tantangan besar, seperti:
- Kesadaran publik dalam memilah sampah masih rendah;
- Keterbatasan armada pengangkut di beberapa kawasan padat penduduk;
- Perubahan iklim yang berdampak pada wilayah pesisir dan banjir lokal.
Sebagai solusi, DLH mulai mengembangkan aplikasi pelaporan digital lingkungan dan memperkuat kerja sama dengan lembaga riset universitas untuk memantau kondisi lingkungan secara ilmiah.
Langsa Hijau 2030: Visi Kota Berkelanjutan
DLH Kota Langsa menetapkan target besar menuju “Langsa Hijau 2030”, dengan fokus pada:
✅ Pengurangan sampah plastik hingga 50%
✅ Peningkatan ruang hijau kota 20% dari total wilayah
✅ Revitalisasi hutan kota sebagai eco-park edukatif
✅ Penegakan hukum lingkungan berbasis data
“Kami ingin Langsa dikenal bukan hanya bersih, tapi juga sebagai kota yang memimpin gerakan lingkungan di Aceh,” — Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Langsa.
Kesimpulan:
Dengan semangat inovasi dan gotong royong, DLH Kota Langsa terus bergerak maju menjaga bumi dari skala lokal. Dari pengelolaan sampah hingga konservasi hutan kota, semua langkah mengarah pada satu visi: Langsa yang bersih, hijau, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.